Jumat, 20 September 2013

TEKNIK BUDIDAYA IKAN MAS KOKI

TEKNIK BUDIDAYA IKAN MAS KOKI (CARASSIUS AURATUS)

Oleh : IBNU MUSLIM

PELATIHAN PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR  

ANGKATAN V-VI

         DI P2MKP “MINA MAKMUR” DESA BENDILJATI WETAN

        KEC. SUMBERGEMPOL KAB. TULUNGAGUNG

TANGGAL 14  - 17 SEPTEMBER 2013

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Ikan hias merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan, karena selain mempunyai potensi sumber daya yang berlimpah juga peluang pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia memiliki berbagai jenis ikan hias air laut maupun air tawar yang merupakan suatu keunggulan komporatif. Namun hingga saat ini perkembangan ikan hias di indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam membudidayakan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur maupun menyusun sarangnya.

Selain populer, ikan mas koki mudah untuk dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Membudidayakan ikan mas koki, tidak memerlukan lahan yang luas dan siklus reproduksinya yang singkat dengan harga jual yang cukup tinggi. Ikan mas koki digemari masyarakat karena keindahan warnanya, gerak-gerik,dan bentuk tubuhnya yang unik. Dengan harga yang relatif terjangkau, ikan mas koki memiliki pasaran dan tingkat konsumen yang stabil. Komoditas air tawar ini banyak diminati oleh konsumenikan hias untuk dipelihara di dalam akuarium. Ikan mas koki memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkandengan jenis ikan hias air tawar lainya. Namun , ketersediaan benih masih menjadi kendala dalam usaha budidaya ikan mas koki. Selain itu, penerapan teknik budidaya masih minim dikuasai oleh pembudidaya ikan mas koki. Sehingga produksi benih ikan mas koki tiudak tersedia secara berkesinambungan dan belum bisa memenuhi tingkat pemintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunya.

Ikan mas koki adalah jenis ikan hias yang hidup di air tawar, yang berasal dari negeri cina. Ikan has mas koki mempunyai banyak jenis dan beraneka macam bentuk tubuh dan warnaya, antara lain :

  • Ranchu Goldfish
  • Bubble Eye/Suihogan Goldfish
  • Oranda Goldfish
  • Celestial Eye/Chotengan Goldfish
  • PomPom/Hanafusa Goldfish
  • Butterfly tail/Jikin Goldfish
  • Telescope Eye/Demekin Goldfish
  • RyukinGolfish
  • Lionchu/Lionhead Goldfish
  • Lowo

ADA BEBERAPA FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM KITA MENEKUNI USAHA INI ANTARA LAIN :

1. Penentuan Lokasi Kolam

Dalam penentuan lokasi kolam harus dipertimbangkan atau diperhitungkan hal-hal sebagai berikut:

  • · Harus ditinjau dari gangguan alam seperti bebas dari banjir.

  • · Harus ditinjau dari gangguan pencemaran . Misalnya tentang kualitas air

  • · Harus ditinjau dari predator seperti ular, burung pemangsa ikan, kucing dll.

  • · Harus ditinjau dari segi keamanan seperti gangguan dari tangan jahil dsb.
  • · Harus ditinjau dari segi transportasi, mudah atau tidaknya kendaran mendekati lokasi kolam.
  • · Harus ditinjau dari segi pembuangan limbah / kotoran ikan ,air pengurasan, air bekas ikan setelah dipanen.
  • · Lokasi kolam harus yang strategis, maksudnya jangan terlalu banyak pohon atau apapun yang menghalangi cahaya matahari yang mengarah ke kolam, sebab kalau terlalu rindang maka resiko ikan terkena penyakit akan semakin besar.

2. Konstruksi kolam

Mengingat biaya pembuatan kolam yang cukup besar, maka yang perlu diperhatikan adalah sbb :

  • · Letak pintu masuk air

  •  Letak pintu keluar air
  • Letak kubangan / karasan yang berfungsi untuk memudahkan penangkapan ikan pada saat pemanenan maupun saat pemindahan ikan.
  • Konstruksi kolam harus kuat menahan beban ke samping
  • Sudut kemiringan lantai kolam



-------------------------------------------------------------------------------------------------------



TEKNIK BUDIDAYA IKAN MAS KOKI


I. PEMBENIHAN

Kualitas benih yang dihasilkan sangat tergantung pada kualitas induknya.Sebelum melakukan kegiatan ini ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu :

I.1. Persiapan Kolam

  • Kolam harus dibersihkan dari segala kotoran.

  • Sediakan kolam dengan ukuran 2x2m

  • Isi kolam dengan ketinggian air 30cm.

I.2. Air

  • Biasanya menggunakan air sumber/air pengeboran

  • Bisa juga menggunakan air pdam yang telah dinetralisir kaporitnya

dengan cara mengendapkan dan mengaerasi selama 3 hari, atau dibubuhi 1 sendok makansodium thio sulfat per 200 liter air, atau dapat juga dengan menjemur air selama 2 sd 3 hari.

I.3. Penyediaan Media Penempel Telur

Ada beberapa media yang bisa digunakan untuk menempelkan telur, antara lain :

  1. Ganggang
  2. Enceng gondok
  3. Kelambu
  4. Ijuk yang digapit bambu

I.4. Pemilihan induk

Untuk memperoleh induk yang bagus , berikut beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan.


Tabel ciri-ciri induk mas koki yang matang gonad

 

No

INDUK JANTAN

INDUK BETINA

1

Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar

Pada sirip dada jika diraba terasa halus

2

Jika perut diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Jika perut diurut, keluar cairan kuning bening. Perut terasa lembek dan lubang genital kemerah merahan.

3

Minimal berusia 7 bulan

Berusia 8 bulan

4

Pergerakanya normal (lincah)

Warna cerah dan agresif

5

Berbadan sehat

Organ tubuh lengkap/tidak cacat


Pakan yang baik untuk indukan antara lain :

  1. Jentik nyamuk tubifex
  2. Cacing tanah
  3. Kroto
  4. Bila pakanya pellet, berikan 3 sd 5 kali sehari dengan takaran 1sd 3% berat badan sehari.


I.5. Pemijahan.

Pada dasarnya ada dua sistem pemijahan yaitu kawin massal ( kropyok ) dan kawin berpasangan. Ciri-ciri ikan mas koki yang sedang mengalami pemijahan adalah induk ikan mas koki saling kejar kejaran.induk jantan akan mengejar dan menggosokkan badanya pada induk betina yaitu pada perut bagian belakang dan anusnya dan induk jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur. Telur yang keluar akan menempel pada kakaban.

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan pada saat pemijahan :

  • Kolam ukuran 2x2m yang sudah diisi air dengan ketinggian 30cm
  • Kolam harus bersih dan bebas lemak.
  • Masukkan kakaban atau media penempel telur kurang lebih sepertiga bagian kolam.
  • Untuk menghindari serangan hama dari luar, sebaiknya kolam pemijahan ditutup dengan jarring, agar serangga seperti capung tidak bias berkembang biak di kolam pemijahan.
  • Kira-kira menjelang magrib, masukkan pasangan ikan mas koki ke dalam kolam pemijahan dengan perbandingan 1:2sd3. Satu betina dapat dilayani 2 sd 3 ekor pejantan dengan ukuran yang sama. Perkawinan terjadi pada saat menjelang subuh.
  • Sesekali lakukan pengamatan dimalam hari.
  • Keesokan hari akan tampak telur-telur menempel pada kakaban. Sedangkan jumlahnya antara 3000-5000 telur per indukan.
  • Telur-telur yang melekat pada kakaban dibiarkan dalam kolam pemijahan sampai menetas sedangkan induk dan pejantan ikan mas koki dipindahkan ke kolam indukan.
  • Hindari air hujan atau sinar matahari langsung, karena dapat berakibat fatal.
  • Telur akan menetas dalam waktu 3 sd 4 hari. Pemberian pakan dilakukan setelah telur berusia 4 hari. Pakan yang diberikan berupa moina sp atau mrutu sampai umur 10 hari.

  • Selanjutnya bisa diberikan pakan berupa cacing sutera sampai umur 40 hari.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


II. PENDEDERAN

Yang dimaksud dengan pendederan adalah kegiatan memelihara bibit ikan sampai ukuran tertentu hingga siap ditebar pada kolam pembesaran.

II.1. Padat Tebar Benih

Padat tebar benih diatur dengan memperhatikan besar kecilnya benih. Semakin besar benih, semakin kecil padat tebarnya.

Table padat tebar benih

Umur/berat badan dalam gram

Jumlah ikan /m2

Larva yang baru menetas

1000-1500

Umur tiga puluh hari

100-150

Umur enam puluh hari

70-100


II.2. Pemberian Pakan.

  • Pada usia dibawah 40 hari, pakan anakan ikan mas koki didominasi oleh pakan alami yaitu moina sp (mrutu) dan tubifex (cacing sutera)

  • Pada usia diatas 40 hari, porsi makanan anak ikan mas koki didominasi

   oleh pakan buatan. Mengingat pakan alami pengadaanya cukup sulit dan mahal.pakan buatan dipilih yang cukup mengandung protein ( tidak kurang dari 40%)

  • Ikan mas koki dibawah umur 1 tahun membutuhkan ransum 2-5% dari berat tubuhnya tiap hari.sedangkan diatas 1 tahun

    kebutuhan ransum diperkirakan 1-3% dari berat tubuhnya tiap hari.


II.3. Seleksi

Seleksi bertujuan untuk mengelompokkan ikan berdasarkan kualitas yang dimiliki berdasarkan warna, bentuk tubuh, kualitas ekor dll.

  • Seleksi awal perhatianya ditujukan pada bentuk ekor. Benih yang memiliki ekor seperti ikan karper (sentit), sebaiknya diafkir, karena memiliki nilai jual yang sangat rendah.kemudian seleksi dilanjutkan dengan memperhatikan ada tidaknya sirip ekor. Jika tidak ada sebaiknya juga diafkir.seleksi awal ini dilakukan dengan cara menangkap benih-benih ikan dengan menggunakan seser halus, kemudian dimasukkan dalam mangkuk porselin putih untuk memudahkan penyeleksian. Seleksi tahap pertama ini dilakukan pada saat benih berumur 10 hari.

  • Seleksi kedua. Dilakukan saat benih berumur 3 minggu.pada usia ini benih berukuran 2cm. Tujuanya masih sama dengan seleksi awal. Satu bulan kemudian bentuk tubuh sudah menyerupai induknya.pada saat umur 40-60-hari warna ikan akan berubah dari warna hitam(melanophore), perlahan-lahan digantikan oleh pembawa warna kuning(xantophore), dan pembawa warna merah (erythrophore).

  • Seleksi ke tiga. Memasuki umur 2-3 bulan dimulailah seleksi ketiga. Seleksi ini untuk mengafkir semua bibit ikan mas koki yang memiliki warna putih total.pada tahap ini juga bertujuan untuk mendapatkan calon indukan yang berkualitas.


II.4. Hama Dan Penyakit

  • Hama yang biasanya menyerang ikan mas koki antara lain : anak capung (cekutru),kutu air dan sundep

  • Waspada terhadap predator pemangsa ikan antara lain : burung, kucing dan ular

  • parasit adalah penyakit bintik putih yang biasanya menyerang pada benih usia 1 sd 6 minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik bintik putih di lapisan kulit badan, sirip dan lapisan ingsang dan berenang tidak normal. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian mgo, mbo, roxin dll. Dosis dan aturan pakai ada pada kemasan obat.

  • Bakteri aeromonas sp dan pseudomonas sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai pendarahan. Gejalanya lender di tubuh ikan berkurang dan terasa kasar bila diraba. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian kalium permanganate (pk), oxytetracyklin dan chloromycetin. Untuk chloromycetin dapat dicampurdengan pakan dengan dosis 1,2 gram/kg pakan.

  • Jamur. Ciri ciri ikan yang terserang jamur adalahadanya luka di bagian tubuh terutama di tutup ingsang, sirip dan bagian punggung. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kualitasair sesuai dengan kebutuhan ikan.

III. PEMBESARAN

Yang dimaksud dengan pembesaran adalah menebar benih ke tempat atau ke kolam yang lebih besar atau lebih luas agar ikan bisa bergerak dengan leluasa.berikan pakan buatan secara teratur 2 sd 5 kali sehari. Lakukan pengurasan setiap 7 sd 10 hari sekali.







== SELAMAT MENCOBA ==

Senin, 22 Oktober 2012

HIBURAN MALAM


RADAR TULUNGAGUNG

TERBIT 21 OKTOBER 2012


Rabu, 03 Oktober 2012

TEKNIK BUDIDAYA SIKLID LEMON

BUDIDAYA GURAME

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI


Oleh : Ibnu Muslim


Ikan Koi termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper). Harga Koi sangat ditentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warna. Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi.

Taksonomi koi adalah sebagai berikut:
Philum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinoformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies: Carpio

Nilai koi tergantung dari ukuran, bentuk serta keseimbangan pola dan intensitas warna kulit. Koi terbaik adalah yang memiliki intensitas, keseimbangan dan kejernihan warna terbaik. Membeli koi kecil sebaiknya dipilih yang memiliki kepala terbesar, biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh besar. Bentuk yang paling baik adalah seperti “torpedo”. 

Jenis-Jenis Ikan Koi
Secara umum koi di bedakan menjadi 3:
1.      KOI PERAK/SILVER
2.      KOI GADING
3.      KOI WARNA
Lebih spesifik koi macamnya banyak sekali, karena dari hasil kawin silang, menghasilkan varietas baru, sedang jenis koi yang umum dijumpai meliputi :

Tancho
Tancho adalah sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi pada kepalanya terdapat warna merah. Pada katagori varietas sudah banyak disebutkan macamnya seperti Tancho-Kohaku, Tancho-Sanke, dan Tancho-Showa.
Kinginrin
Yang dimaksud dengan Kinginrin tidak lain adalah koi yang mempunyai tanda-tanda perak di badannya. Beta-gin untuk sebutan koi yang hanya sebagian besar badannya diselimuti warna perak ini, sedangkan yang keseluruhan. badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau Platinum Ginrin.
Kinginrin-Kohaku adalah Kohaku yang ada unsur warna peraknya. Jika perak ini terdapat pada warna putihnya dinamakan Ginrin, sedang yang tampak pada warna merah dinamakan Kinrin. Umumnya warna perak ini tampak pada punggung-nya.
Kinginrin-Sanke adalah Sanke yang ada peraknya. Dulu warna perak yang tampak ini tidak di-| sukai, karena akan menyebabkan warna merah dan hitam menjadi pudar. Kini Ginrin-Sanke dengan warna merah dan hitam yang cerah malahan diter-nakkan. Kinginrin-Showa adalah Showa yang mem-punyai unsur warna perak, sedangkan Kinginrin-Bekko adalah Bekko yang mempunyai unsur warna I perak.
Hikarimono-Kinginrin adalah Hikarimono yang mempunyai unsur warna perak yang relatif masih baru. Platinum-Ogon dan Yamabuki-Ogon yang ada unsur peraknya merupakan ikan yang benar-benar menawan.


Hikarimoyo-mono
Hikarimoyo-monp adalah keturunan dari perkawinan Ogon dengan koi lain (kecuali Utsuri), termasuk juga Hariwake. Yang masuk dalam daftar Hikarimoyo-mono adalah Hariwake, Yamabuki-Hariwake, Orange-Hariwake, Hariwake-Matsuba, Hariwake-Doitsu, Kikusui, dan Iain-lain.
Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih. Yamabuki-Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum. Orange-Hariwake mempunyai warna emas-oranye dan platinum, sedangkan yang polanya seperti jarum cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi jerman disebut Hariwake-Doitsu. Kikusui adalah sebutan untuk Yamabuki-Hariwake-Doitsu yang badannya seperti platinum dan mempunyai hiasan cantik pada sisi badannya. Hyakunenzakura adalah sebutan untuk Kikusui yang mempunyai hiasan berkilauan pada punggungnya.
Platinum-Kohaku (Kin-Fuji) adalah keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini mempunyai punggung yang putih berkilauan seperti platinum. Yamatoni-shiki diberikan untuk menyebut Hikarimono dari Taisho-Sanke yang berhasil dikembangkan oleh Seikichi Hoshino pada tahun 1965. Koi ini mempunyai badan yang mirip gumpalan platinum yang tampak indah sepanjang hari.
Hikarimono dari Shusui dinamakan Kinsui yang mempunyai warna merah, tetapi Jika tidak ada merahnya bernama Ginsui. Sho-Chiku-Bai adalah sebutan untuk keturunan Ogon dengan Ai-goromo yang mempunyai pola berbentuk kerucut berwarna biru. Kujaku-Ogon adalah koi yang berhasil diter-nakkan oleh Toshio Hirasawa pada tahun 1960, yang merupakan keturunan dari Goshiki dan Ogon. Yang masih keluarga koi jerman dinamakan Kujaku-Doitsu. Yang terakhir adalah Tora-Ogon yang merupakan keturunan dari Ki-Bekko. Koi emas dengan tanda-tanda hitam pada punggungnya disebut Tora-Ogon.

Ogon
Ogon adalah koi yang mempunyai badan berwarna emas (golden). Ogon merupakan koi yang di-temukan oleh Sawati dan anak laki-lakinya pada tahun 1946. Pada awalnya, mereka menemukan koiyang garis punggungnya berwarna kuning, yang kemudian dipakainya sebagai induk. la memilih koi yang terbaik, dan setelah empat atau lima generasi kemudian, didapatnyalah koi berkepala emas, dan “berkepala perak, serta koi berwarna kuning. Dengan rnengawinkannya bersama betina Shiro-Fuji, akhir-nya koi bersisik emas dihasilkannya.
Ciri-ciri Ogon adalah sebagai berikut:
- Kepalanya selalu berwarna keemasan cerah.
- Sisiknya dihiasi dengan warna keemasan. Koi yang mempunyai sisik lebar pada daerah perut-nya, termasuk jenis yang dicari.
- Sirip dadanya hams berkilauan.
- Bentuknya bagus.
- Warna koi yang bagus tidak berubah menjadi gelap, meskipun suhunya naik.
Nezu-Ogon adalah panggilan untuk koi yang berwarna perak, sedangkan Platinum-Ogon adalah sebutan untuk koi hasil ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan peranakan dari Kigof dan Nezu-Ogon. Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang berkilauan seperti platinum.
Yamabuki-Ogon adalah sebutan untuk koi yang mempunyai badan berkilauan seperti emas murni. Koi ini merupakan hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada tahun 1957. Orange-Ogon adalah Orange-Hikarimono yang muncul per-tama kali pada tahun 1956.
Koi yang mempunyai kepala yang jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya merah disebut Hi-Ogon. Perkawinan antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-Matsuba. Kin-Matsuba mempunyai sisik timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang mempunyai sisik seperti platinum dinamakan Gin-Matsuba. Platinum-Doitsu adalah koi Jerman yang mempunyai sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan Orange-Doitsu mempunyai badan ber-warna oranye. Mizuhi-Ogon adalah Orange-Ogon yang mempunyai sisik hitam berkilauan pada bagi-an punggungnya.

Kawarimono
Yang termasuk dalam daftar Kawarimono ada-lah Karasugoi (Dark Koi), Kigoi (Yellow Koi), Chagoi (Brown Koi), Midorigoi (Green Koi), dan Matsuba.
Karasugoi mempunyai badan yang lebih gelap dibandingkan Magoi (koi hitam). Kigoi adalah koi yang mempunyai badan berwarna kuning. Beberapa Kigoi mempunyai mata berwarna merah. Chagoi adalah koi yang berwarna cokelat. Khusus koi yang masih keluarga karper Jerman, tumbuhnya lebih cepat, dan umumnya berukuran besar.
Matsubagoi adalah koi yang seluruh sisiknya berwarna cerah. Matsuba yang berwarna merah gelap disebut Aka-Matsuba. Ki-Matsuba untuk yang kuning, dan yang putih disebut Shiro-Matsuba. Kin-Matsuba dan Gin Matsuba merupakan sebutan untuk keturunan Matsuba dan Ogon.
Midorigoi adalah nama yang diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna hijau kekuningan. Ikan ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan Shusui dan Yamabuki-Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.

Koromo
Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi dengan salah satu Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo), Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).
Ai-goromo adalah peranakan Asagi dengan Kohaku. Sisiknya yang berwarna merah mempunyai lingkaran tepi biru yang membuatnya tampak cantik.
Sumi-goromo adalah koi yang warna hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam Kohaku. Pada kepalanya juga terdapat warna hitam ini. Koi yang mempunyai sisik ungu berbentuk seperti dom-polan buah anggur diberi nama Budo-Sanshoku. Koi ini benar-benar indah. Koromo-Sanke merupakan peranakan dari perkawinan Ai-goromo dan Taisho-Sanke. Tanda biru keluar pada bercak merah pada Taisho-Sanke. Koromo-Showa (Ai-Showa) adalah peranakan dari Ai-goromo dan Showa-Sanshoku. Tanda biru keluar dari bercak merah pada Showa-Sanshoku.

Shusui
Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut. Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah terbakar.
Hana-Shusui adalah Shusui yang mempunyai tanda merah pada kulitnya yang biru di antara garis sisik di punggung dan perut. Hi-Shusui adalah Shusui yang warna merahnya cukup luas hingga menutup daerah punggung. Shusui yang berwarna kuning dengan daerah punggung berwarna hijau gelap hingga ungu diberi nama Ki-Shusui. Jika punggungnya mendekati kehitaman dan tidak ada- unsur warna hijau atau ungu, maka koi tersebut bernama Ki-Matsuba-Doitsu. Pearl Shusui diberikan untuk Shusui yang mempunyai sisik punggung yang berwarna keperakan.


Asagi
Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk susunan yang tidak bercacat.
Walaupun Asagi cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya warna merah pada perutnya. Warna merah ini konon akan menjalar ke punggung dan menutupi warna biru sejalan dengan umur Asagi.
Asagi dengan bintik merah di kepalanya dina-makan Asagi-Menkaburi (Mask Covered). Lipatan sirip dada yang berwarna merah disebut sirip Shusui. Warna merahnya tidak akan tampak pada punggung. Kajo-Asagi (Dark blue Shusui) adalah Asagi yang warna badannya segelap warna badan koi hi-tam. Narumi-Asagi adalah yang mempunyai pola Narumi, yang menjadi ciri khas dari Asagi. Mizu-Asagi adalah koi yang mempunyai warna paling cerah di antara Asagi. Asagi-Sanke adalah koi yang mempunyai warna punggung biru pucat. Kepala dan bagian atas perutnya terdapat tanda merah, dan bagian bawah perutnya putih susu. Inilah Asagi yang benar-benar cantik.

Bekko
Bekko masih keluarga Taisho-Sanke. Warna dasarnya merupakan perpaduan putih, merah, dan kuning. Sementara itu -warna hitam menjadi peng-hias di antara warna-warna tersebut. Macam-macam Bekko yang ada misalnya Shiro-Bekko, Aka-Bekko, Ki-Bekko, dan Bekko-Doitsu.
Shiro Bekko adalah Taisho-Sanke yang tidak punya warna merah. Garis hitam menghiasi kulitnya yang putih. Koi ini disebut bagus Jika pada kepala-nya tidak terdapat warna hitam. Seandainya ada, warna hitam tersebut Jangan sampai merusak keseimbangan warna secara keseluruhan. Warna hitam yang lebar pada punggungnya sangat diharap-kan, sedang warna putih pada kepalanya tidak boleh kecokelatan. Pada sirip dada terdapat garis-garis yang cantik, tapi ada beberapa koi yang tidak mem-punyainya.
Aka-Bekko adalah koi yang mempunyai tanda hitam pada permukaan tubuhnya yang merah. Per-bedaannya yang mencolok dibandingkan dengan Aka-Sanke adalah Aka-Bekko tidak memiliki bagian yang berwarna putih asli, sedangkan Aka-Sanke mempunyainya. Aka-Sanke (Red tricolor) boleh di-katakan sebagai Bekko yang mempunyai warna merah, hitam, dan putih (yang biasanya terdapat pada perutnya). Aka-Bekko yang memiliki warna merah pekat sangat diharapkan, tapi umumnya sangat jarang.
Ki-Bekko adalah koi kuning yang mempunyai tanda hitam, sedangkan Bekko-Doitsu adalah Bekko dari koi asal Jerman.

Utsurimono
Yang termasuk ke dalam Utsurimono adalah Shiro-Utsuri, Ki-Utsuri, dan Hi-Utsuri. Masing-ma-sing jenis ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Shiro-Utsuri adalah koi yang mempunyai warna putih berbentuk kerucut pada badannya yang hitam. Pada lipatan sirip dadanya terdapat warna hitam. Shiro-Utsuri sering disebut juga sebagai Shiro-Utsushi. Shiro-Utsuri untuk pertama kalinya dihasilkan oleh Kazuo Minemura dari Mushigame di perkampungan Yamakoshi. Warna putih pada Shiro-Utsuri harus seperti salju, sedang warna hitamnya sebagai pendukung utama seperti halnya pada Showa-Sanke (Showa-Sanshoku).
Ki-Utsuri adalah koi yang mempunyai bentuk kerucut berwarna kuning pada badannya yang hitam. Ki-Utsuri muncul pada awal sejarah koi. Ki-Utsuri sudah ditemukan sejak awal jaman Meiji. Hanya saja waktu itu namanya Kuro-Ki-Han (ber-tanda hitam dari kuning). Barulah pada tahun 1920 Eizaburo Hoshino memberinya nama Ki-Utsuri. Warna hitamnya harus pekat dan bentuk kerucutnya berwarna kuning dengan pangkal sirip dadanya bergaris-garis.
Hi-Utsuri adalah koi yang warna kuningnya me-nyerupai warna merah. Warna hitamnya sangat kon-tras dengan warna merah. Koi ini umumnya sangat memikat banyak orang, karena warnanya mampu menyaingi Kohaku, Showa-Sanke, ataupun Taisho-Sanke. Badan Hi-Utsuri yang bagus tidak boleh ber-noda. Pada sirip dadanya terdapat garis-garis. Jenis-nya adalah Utsuri-Doitsu yaitu Utsurimono yang merupakan keluarga koi Jerman, Kage-Utsuri, Ginshiro, dan Ogon-Utsuri.

Showa-Sanke
Showa-Sanke atau Showa-Sanshoku adalah koi yang berwarna hitam dengan hiasan warna putih dan merah di badannya. Sepintas koi ini mirip dengan Taisho-Sanke. Bedanya terletak pada warna dasarnya. Taisho berdasar putih, sedangkan Showa berdasar hitam.
Pada tahun 1927, Jukichi Hoshino mengawin-kan seekor Ki-Utsuri dengan Kohaku dan menghasil-kan Showa-Sanke. Awalnya warna merah yang menghiasi tubuhnya masih bercampur dengan cokelat-kekuningan. Selanjutnya, Tomiji Kobayashi berhasil mengawinkan Yagozaemon-Kohaku dan menghasilkan Showa-Sanke dengan warna merah yang murni. Jenis ini kemudian menjadi yang ter-baik.
Warna merah di daerah kepala hams cukup be-sar, merata dan pekat. Tepinya hams tegas (jelas). Putih hams seperti salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh permukaan tubuhnya, terutama pada kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam hams menyerupai bentuk petir atau gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa noda merah.
Boke-Showa adalah Showa-Sanke yang mempu-nyai sisik yang kabur dan terang, tidak cerah seperti sisik umumnya. Hi-Showa adalah Showa yang warna merahnya lebih menonjol menyelimuti punggung-nya dengan hanya sedikit warna putih. Sebaliknya Jika warna putih lebih menonjol maka namanya ada-lah Kindai-Showa (Modern Showa). Nama Kin Showa diberikan bagi Showa yang mempunyai warna mengkilat, yaitu yang merupakan cross breeding antara Showa-Sanke dengan Ogon (gold). Tancho-Showa merupakan predikat bagi Showa yang tidak mempunyai warna merah pada sekujur badannya dan hanya sedikit terdapat pada kepalanya. Showa-Sanke yang merupakan karper kaca Jerman men-dapat julukan Doitsu-Showa.
Showa-Sanke seringkali mirip dengan Taisho-Sanke. Untuk membedakannya dibutuhkan keteliti-an. Ada beberapa pegangan untuk membedakannya, yaitu :
- Showa-Sanke mempunyai bintik hitam (sumi) di kepalanya, sedangkan Taisho-Sanke tidak.
- Warna hitam (sumi) pada Taisho-Sanke hanya memenuhi punggungnya, sedangkan pada Showa-Sanke warna hitam ini terdapat hingga perutnya.
- Sirip dada Taisho-Sanke berwarna putih atau bergaris-garis, tetapi pada Showa-Sanke warna hitam terdapat pada lipatannya. Bagi yang benar-benar profesional, bintik hitam ini pasti-lah akan menjadi perhatian dan kalau perlu di-tanyakan kepada pedagang, karena dari bintik inilah dua ekor koi benar-benar menjadi ber-beda kualitasnya.

Taisho Sanke
Taisho-Sanke adalah koi yang badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna merah dan hitam. Pola dasarnya merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku.
Tidak jelas sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak pertengahan jaman Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang ada baru koi dengan tiga warna yang se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa Eizaburo Hoshino dari Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan putih dengan hiasan warna hitam dan merah pada sekujur badannya.
Seperti Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus seragam dan pekat. Yang bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika di kepalanya tidak terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna hitam lebar akan lebih bagus dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang mempunyai badan putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang pada warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal adalah sirip yang juga mempunyai tiga pola warna.
Aka-Sanke adalah Taisho-Sanke yang warna merahnya membentang dari kepala hingga ekor. Koi ini memang sangat mengesankan, tetapi kurang ang-gun. Doitsu-Sanke adalah Taisho-Sanke yang masih merupakan keluarga karper kaca dari Jerman. Aka-Sanke dari karper kaca ini dikenal dengan Doitsu-Aka-Sanke. Fuji-Sanke adalah Taisho-Sanke yang mempunyai gumpalan perak pada kepalanya. Tancho-Sanke adalah koi yang mempunyai warna merah yang lebar pada kepalanya, tapi pada badan-nya tak terdapat warna merah.

Kohaku
Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya langsung mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang “pertama dan terakhir”, karena umumnya pertama kali orang akan memilih  Kohaku,  lalu berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi, yang lantas ngetop dengan nama “Hookazuki”. Pada tahun 1800, dari “Hookazuki” ini lahirlah seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikawin-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830 muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah (Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara khusus.
Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku. Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah (terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit didapatkan.
Banyak ragam Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan berdasarkan banyaknya bercak merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga atau empat, tetapi ada juga yang hanya satu. Inazuma-Kohaku mempunyai warna merah menyerupai ben-tuk kilat di punggungnya. Gotenzakura adalah Kohaku yang mempunyai bercak merah yang seim-bang pada sisi kiri dan kanan punggungnya. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah Kohaku Jerman yang mempunyai warna merah seperti topi Napoleon. Fuji Kohaku adalah Kohaku yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya. Mereka tam-pak sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua tahun. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa, sedangkan keseluruhan badan Akamuji berwarna merah biasa. Akumuji sering disebut sebagai Higoi. Higoi yang warnanya gelap disebut sebagai Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil sebagai Aka-Hajiro. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna putih dengan bercak merah pada bagian kepalanya.

Ada beberapa faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan sebelum kita menekuni usaha ini, yaitu:
.1. Penentuan Lokasi Kolam Harus Memperhitungkan Dan Mempertimbangkan Hal-Hal Sbb:
  •  Harus ditinjau dari gangguan alam seperti banjir
  •  Harus ditinjau dari gangguan pencemaran. Misalnya kualitas air
  • Harus ditinjau dari gangguan predator,misalnya ular,burung pemangsa ikan,kucing dll
  • Harus ditinjau dari gangguan keamanan seperti gangguan dari tangan jahil
  • Harus ditinjau dari segi transportasi, mudah atau tidaknya kendaraan mendekati lokasi kolam
  • Harus ditinjau dari segipembuangan limbah/kotoran ikan ,air pengurasan
·         Lokasi kolam harus setrategis,maksudnya jangan terlalu banyak pohon atau apapun yang menghalangi cahaya matahariyang mengarah ke kolam,sebab kalau terlalu rindang maka resiko ikan terserang penyakit akan semakin besar. 
2.Konstruksi Kolam.
Mengingat biaya pembuatan kolam memakan biaya yang cukup besar maka yang perlu adalah:

  •          Letak   pintu masuk air
  •          Letak pintu keluar air
  •         Letak kubangan /karasan  yang berfungsi untuk memudahkan penangkapan ikan pada saat pemanenan maupun pada saat pemindahan ikan
  •     Konstruksi kolam menahan beban kesamping
  •     Kemiringan dasar atau lantai kolam


TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI
       I.            PersiapanKolam
Untuk kolam baru tidak ada hal-hal special yang perlu diperhatikan,tetapi untuk kolam yang telah terpakai berkali-kali untuk memelihara ikan, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan kegiatan pemijahan;
o   Kolam harus dibersihkan dari segala kotoran, kalau perlu semprotlah dinding kolam dengan cairan formalin yang dicampur dengan air. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan pada pagi hari.
o   Isi kolam dengan ketinggian air 20cm sd 30cm

    II.            Air
·         Air yang digunakan dalam proses pembenihan haruslah air yang kualitasnya bagus, yang sesuai dengan selera ikan. Biasanya air yang digunakan adalah air dari sumber/air pengeboran. Isi  air  dengan  kedalaman  antara  30  cm  (minimum)  s/d  60  cm  (maksimum).

·         Siapkan  air,  beri  aerasi  dan  atau  semburan  dengan  pompa  air  dan  diamkan minimal 3 hari  tiga malam  (3 X 24  jam), akan  lebih bagus bila  tumbuh  lumut di dinding  kolam.  Siapkan  ijuk  yang  telah  digapit  bambu  dan  letakan  melayang dalam air. 

 III.            .Penyediaan Media Penempel Telur
Ada beberapa media yang bias digunakan untuk menempelkan telur, antara lain:
a.       Ganggang
b.      Enceng gondok
c.       Kelambu
d.      Ijuk yang digapit dengan bamboo

  IV.            Persiapan Pemilihan dan Karantina Induk
·         Umur minimal 7-8 bulan dan ukuran minimal 35 cm.  
·          Induk  jantan  bila  dilihat  dengan  mata  akan  terlihat  relatif  lebih  panjang  dan perutnya tidak buncit. Sirip depan kasar dan lebih lincah. 
·          Induk betina bila dilihat dengan mata akan  terlihat pendek dan buncit perutnya, gerakan  lamban  dan  sirip  depan  halus.  Perut  induk  betina  bagian  bawah  bila dipegang cenderung lunak / empuk itu pertanda induk tersebut siap bertelur. 
·         Siapkan 1 ekor  induk betina dan 3  - 5 ekor  induk  jantan dengan perbandingan berat 1 : 3.
·         Induk jantan dan betina dipisah / dikarantina (tanpa dicampur dengan ikan lain). 
·         Induk  jantan  tidak  perlu  diberi makan  selama  karantina,  sedang  induk  betina diberi makan seperti biasa. 
1.      Pemijahan/Pencampuran Induk Jantan & Betina
  Setelah dikarantina selama 3 hari 3 malam (3 X 24  jam) maka induk  jantan dan induk betina dicampur dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan.  Pencampuran induk tersebut biasanya dilakukan antara jam 16.00 s/d 18.00 sore hari.
  Kolam  pemijahan  ditutup  dengan  jala  agar  ikan  tidak  lompat  keluar  kolam  dan dibiarkan sampai besok paginya.   
      
2.      Pengangkatan Induk dari Kolam
Sekitar jam 05.00 pagi hari, periksa ijuknya. Bila ada telurnya, segera angkat induk jantan dan  betinanya.  Bila  belum  ada  telurnya,  biasanya  dikarenakan  induk  betinanya  belum siap dipijah.  Lakukan ulang / diulang prosedur: Persiapan, Pemilihan & Karantina Induk. 
  
3.      Pemeliharaan dan Penetasan Telur  
·         Setelah induk jantan dan betina diangkat, biarkan saja kolam pemijahan tersebut selama 3 hari 3 malam. Selelah 3 hari 3 malam,  telur akan dinyatakan menetas semua. Setelah menetas, jangan diberi makan selama 4 hari 4 malam.

·         Air jangan diganti, tetapi ditambah. Lakukan penambahan air bila air surut, tidak perlu diberi semburan air / aerasi. 
  Pemberian pakan
  Pemberian  pakan  dilakukan  setelah  induk  diangkat  ditambah  7  hari  7 malam, atau setelah 4 hari 4 malam telur dinyatakan menetas semua. 
  Pakan yang diberikan adalah cacing sutra. Sering dan tidak berlebihan. Pemberian pakan  idealnya 5  kali  sehari  (jam 05.00,  jam 09.00,  jam 13.00,  jam 17.00 dam jam 21.00).
 
4.      Pemeliharaan Burayak
Ø  Kedalaman kolam minimal 30 cm dan maksimal 60 cm.  Air jangan diganti, tetapi ditambah. Lakukan penambahan air baru  setiap hari 10%  s/d 30% dari volume yang ada dan tambahkan air baru bila air surut, tidak perlu diberi semburan air / aerasi. 
Ø  Pemberian pakan harus sering dilakukan, bila perlu siang & malam. Bila habis di beri lagi (tapi jangan berlebihan).  Pakan yang diberikan adalah cacing darah dan ingat, jangan berlebihan.
   
5.      Seleksi Umur (umur 45 hari)
  Setelah  selama  45  hari  burayak  ikan  dibari  pakan  cacing,  dapat  diseleksi  dan dapat  dipindahkan.  Bila  perlu  sistem  air  bisa menggunakan  filter,  diberi  aerasi dan semburan air. 
  Pemberian  pakan  dapat  diberikan  pakan  koi  yang mengandung  protein  tinggi. 
Pada umur 45 hari seleksinya adalah seleksi ukuran. Disini masuk 2 ukuran : 
a.  yang besar / bongsor dicampur yang besar / bongsor
b.  yang kecil dicampur dengan yang kecil. 
  Yang besar bisa masuk Seleksi Warna (setelah 45 hari lagi). Sedang yang kecil mengulang masuk Seleksi Ukuran selanjutnya setelah 45 hari lagi atau dibuang. 
    
6.      Seleksi Warna, umur 90 hari 
Hasil Seleksi Ukuran, pada umur 90 hari mulai dapat dimasukan ke tahap Seleksi Warna. 
Disini terbagi menjadi 2 kelas : 
  Warna  pekat  menjadi  pilihan  seleksi  yang  nantinya  setelah  45  hari  lagi akan masuk ke Seleksi Pola
  Sedangkan warna tidak pekat menjadi kelas Kropyok.  Biasanya kelas Kropyok ini yang dibuang / dikonsumsi oleh para petani ikan koi

7.      Seleksi Pola, umur 120 hari 
Hasil dari Seleksi Warna, dapat dilakukan Seleksi Pola pada umur 120 hari. 
Disini masuk 3 kategori kelas : 
Ø  Pola bagus masuk kelas Super Kualitas Show. 
Ø  Pola kurang bagus, ada cacat pola masuk klas Super. 
Ø  Pola tidak bagus masuk kelas Super Pasar. 

Referensi: dari berbagai sumber




QURAN

MULTI TAB 1

PITAKONAN

MULTI TAB 2

HTML

MULTI TAB 3

MULTI TAB 4

MULTI TAB 5

ST2



NEWS PORTAL

PORTAL BERITA

« »
« »
« »
Get this widget

Postingan Populer

MULTI TAB 7

Kategori


CHART INDO

chart indo

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }